Hubungi Kami
BAHASA ADALAH WAJAH PELAYANAN

BAHASA ADALAH WAJAH PELAYANAN

Dr. H. Abdillah, Lc., M.H.I 29 September 2025
Dalam dunia jasa, terutama di sektor pariwisata dan travel umrah, keberhasilan pelayanan tidak hanya ditentukan oleh produk yang ditawarkan, melainkan juga oleh cara kita berkomunikasi. Bahasa, baik tulis maupun lisan, adalah wajah perusahaan. Ia adalah pintu pertama yang menentukan kesan, apakah tamu merasa dihargai atau justru diabaikan.

BAHASA ADALAH WAJAH PELAYANAN

Oleh Dr. H. Abdillah, Lc., M.H.I.

Direktur Utama PT. Asia Iman Wisata


Dalam dunia jasa, terutama di sektor pariwisata dan travel umrah, keberhasilan pelayanan tidak hanya ditentukan oleh produk yang ditawarkan, melainkan juga oleh cara kita berkomunikasi. Bahasa, baik tulis maupun lisan, adalah wajah perusahaan. Ia adalah pintu pertama yang menentukan kesan, apakah tamu merasa dihargai atau justru diabaikan.


*Etika Bahasa Tulis*


Di era digital, interaksi pertama antara tamu dan perusahaan sering terjadi lewat chat WhatsApp, email, atau pesan singkat di media sosial. Karena itu, bahasa tulis harus dirawat dengan serius.


Mari kita ambil contoh sederhana. Ada calon jemaah bertanya melalui WhatsApp. Staf menjawab:


❌ “Ok sis, noted yaa.”


Sepintas terlihat ringan, tapi kata “sis” terlalu santai, dan “yaa” seolah main-main. Padahal, yang bertanya adalah seorang ibu paruh baya yang sedang menyiapkan perjalanan ibadahnya.


Bandingkan dengan jawaban yang rapi:


✅ “Baik Ibu, terima kasih informasinya. Kami sudah terima dengan baik, dan akan segera kami tindak lanjuti. Mohon ditunggu kabar berikutnya dari tim kami.”


Jawaban yang sopan, terstruktur, dan penuh penghargaan akan membuat jemaah merasa tenang. Inilah yang kami jaga di Asia Iman Wisata: pelayanan yang tulus melalui bahasa yang berwibawa.


Prinsip sederhana yang harus kita pegang:

1. Mulai dengan salam pembuka.

2. ⁠Sampaikan informasi dengan jelas dan singkat.

3. ⁠Tutup dengan ucapan terima kasih atau doa.


Bahasa tulis bukan sekadar kata, tapi janji pelayanan.


*Etika Bahasa Lisan*


Selain bahasa tulis, bahasa lisan juga tidak kalah penting. Saat tamu datang ke kantor, kesan pertama tidak lahir dari brosur atau meja resepsionis, tetapi dari sapaan staf.


Bayangkan seorang jemaah masuk ke kantor. Ia disambut dengan:

❌ “Mau apa, Bu? Tunggu sebentar ya.”


Sopan? Tidak. Profesional? Jelas tidak. Kesan pertama sudah runtuh.


Bandingkan dengan sapaan yang seharusnya:

✅ “Assalamu’alaikum, selamat datang Ibu. Silakan duduk, nanti tim kami segera membantu. Boleh kami siapkan air minum terlebih dahulu?”


Nada suara lembut, senyum tulus, dan bahasa positif mampu mengubah suasana. Tamu yang tadinya tegang bisa merasa tenang, bahkan sebelum urusan mereka ditangani.


Di Asia Iman Wisata, kita selalu menekankan 5S dalam komunikasi lisan: Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun. Prinsip sederhana ini terbukti ampuh membangun kepercayaan.


*Bahasa, Sikap, dan Profesionalitas*


Di era sekarang, kita bahkan dibantu teknologi, termasuk AI, untuk menyusun kata yang lebih rapi dan menyempurnakan komunikasi. Namun tetap harus kita ingat, teknologi hanyalah alat. Yang membedakan adalah sikap hati kita saat melayani.


Kalau kita bisa menjaga bahasa dan sikap, bukan hanya perusahaan yang akan dihargai, tetapi kita pribadi pun akan dikenang sebagai orang yang menyenangkan dan profesional. Itulah warisan terbaik: pelayanan yang tidak hanya memuaskan, tetapi juga mengesankan.



Makassar, 30 September 2025


Bagikan artikel ini: